TEMPO.CO, Kyiv -Italia cuma didukung empat ribu suporter di final Piala Eropa yang berlangsung di Stadion Olympiyskiy, Kyiv, Ahad 1 Juli 2012 malam ini. "Banyak yang urung datang karena mahalnya transportasi," ujar Andrea Palmieri, pengurus Fans Embassy Italy.
Tiket pesawat dari Warsawa, Polandia--tempat laga terakhir mereka, melawan Jerman--mencapai 700 euro, sekitar Rp 8 juta. Jumlah itu hampir dua kali lipat harga normal. Sementara, tiket kereta api habis diborong pendukung Jerman, yang kelewat pede tim mereka bakal menembus final. Perjalanan mobil membutuhkan waktu sampai 20 jam. Sehingga, Palmieri melanjutkan, ada sekitar 200-an orang yang tidak mampu mencapai Kyiv, meski sudah memegang tiket.
Namun dia yakin minimnya pendukung bukan hambatan bagi Gianluigi Buffon cs untuk meraih trofi. Sebab, Italia termasuk tim dengan jumlah pendukung terendah sepanjang turnamen ini.
Warga lokal banyak yang mendukung Italia. Maklum, banyak orang Ukraina yang bekerja di Italia, mulai dari pekerja bar sampai suster. "Sehingga ada perasaan saling terhubung," kata Palmieri. Dia mencontohkan sebanyak 2000 orang Italia disokong puluhan ribu warga Ukraina saat mereka mengalahkan Inggris di tempat yang sama, Ahad lalu.
Namun kali ini lawan bukan Inggris, tim yang menyingkirkan Ukraina di Grup D lewat "gol hantu". Di Kyiv, jauh lebih mudah menemukan warga Ukraina yang mengibarkan bendera Spanyol ketimbang Italia. "Apa mau dikata, kami ada Juara Eropa dan Dunia," ujar pengurus Fans Embassy Spain, Javier Arroniz. Menurutnya, terhitung pagi tadi, sepuluh ribu fans Spanyol berada di Kyiv.
Dua jam menjelang kick-off, puluhan ribu penggemar menyemut di sekitar stadion. Kedua kubu saling ejek dan adu yel.
Olympiyskiy--kapasitas 60 ribu--diperkirakan tidak dapat terisi penuh. Sampai tadi siang, situs UEFA masih membuka penjualan tiket. Puluhan calo tiket juga terlihat mondar-mandir menggenggam dagangan mereka.
REZA MAULANA (KYIV)
0 komentar :
Posting Komentar